top of page
Search

Wawancara Imajiner dengan Robert Raikes "Bapak Sekolah Minggu"


Saya: Selamat pagi Pak Robert Raikes, senang bisa berjumpa dengan Anda!


Robert Raikes: Selamat pagi, saya juga senang bisa bertemu dengan Anda saat ini.


Saya: Baik Pak, pada kesempatan kali ini saya ingin mewawancarai bapak mengenai pelayanan sekolah minggu yang bapak rintis bersama rekan-rekan yang lain juga. Kita sudah sama-sama mengetahui pesatnya perkembangan pelayanan sekolah minggu saat ini. Telah banyak kalangan yang juga menerapkan ide kegiatan seperti ini. Pertanyaan saya adalah apa yang melatarbelakangi bapak dalam memulai pelayanan kegiatan ini?


Robert Raikes: Kerinduan saya untuk memulai kegiatan ini dilatarbelakangi kondisi dan situasi masyarakat yang ada di lingkungan saya saat itu. Sebenarnya saya juga sudah menunjukkan perhatian kepada para pekerja dan orang-orang yang di penjara melalui tulisan-tulisan yang saya terbitkan melalui percetakan saya. Namun, dalam kaitannya dengan kegiatan sekolah minggu ini, ide ini muncul ketika saya melihat pertengkaran sekelompok anak-anak di luar kantor saya. Ketika itu saya merasa cukup terganggu dengan kebisingan yang mereka buat. Berangkat dari insiden tersebut saya mengajak Thomas Stock, yang adalah seorang pendeta, untuk memulai kegiatan ini. Kegiatan ini kami mulai pada bulan Juli 1780 di gereja St. Mary le Crypt di Gloucester.

Saya: Wah, menarik pak. Melihat dari latar belakang tersebut, pertanyaan lanjutan saya mengapa akhirnya yang dibentuk adalah tindakan sekolah minggu ini, bukan tindakan-tindakan lain?


Robert Raikes: Saya melihat bahwa serangkaian dinamika ini marak terjadi pada hari minggu, karena memang itu adalah masa di mana mereka libur dari serangkaian tindakan rutin mereka, salah yang paling umum saat itu adalah bekerja di pabrik pin. Hal ini terjadi karena kemiskinan yang marak, yang akhirnya membuat mereka harus melakukannya. Kemiskinan ini juga membuat mereka tidak bisa bersekolah, karena memerlukan biaya untuk melakukannya. Keharusan mereka bekerja kendati dinamika pekerjaan yang “parah” dan tidak adanya pendidikan yang bisa mereka dapatkan membuat saya berpikir sekolah minggu merupakan tindakan yang tepat untuk mulai dilakukan. Kekosongan pengetahuan dasar merupakan konsekuensi dari tidak adanya pendidikan yang mereka dapatkan melalui sekolah. Selain itu, kehidupan kerja yang “mengerikan” membuat mereka tidak mendapatkan asupan pengetahuan moral dan kehidupan spiritual yang cukup. Oleh karena itulah sekolah minggu ini berupaya untuk setidaknya mengisi kekosongan tersebut melalui serangkaian tindakan yang dilakukan.


Saya: Sungguh situasi yang miris ya pak?


Robert Raikes: Betul sekali.


Saya: Baik Pak, lalu yang menjadi pertanyaan lanjutan saya adalah bagaimana bapak memulai kegiatan ini, atau apa saja yang terjadi ketika bapak memulai kegiatan ini?


Robert Raikes: Bentuk kegiatan yang di mulai adalah pendidikan membaca dan juga mempelajari Alkitab. Kegiatan yang dilakukan awalnya adalah membaca Alkitab dan menghafal ayatnya. Sebenarnya pada awal sekali, kegiatan ini saya lakukan dengan bantuan Ny. Meredith, bahkan iya membayar kepadanya satu shilling. Ny. Meredith menerima anak-anak tersebut di rumahnya dan mengajari mereka membaca serta menghafal ayat Alkitab. Namun karena sikap dan tingkah laku mereka yang nakal, serta penampilan yang compang-camping, akhirnya Ny. Meredith hanya mengajar mereka satu kali.


Saya: Saya rasanya bisa membayangkan bagaimana sulitnya melakukan kegiatan tersebut untuk pertama kali.


Robert Raikes: Benar sekali Timotius, saya setuju. Saya menyadari hal itu, dan sangat berterima kasih atas apa yang telah Ny. Meredith mulai lakukan meskipun tidak dapat berlangsung lama.


Saya: Lalu bagaimana selanjutnya Pak?


Robert Raikes: Setelah itu, saya akhirnya memindahkan kegiatan ini ke tempat lain dan kegiatan ini tetap berlangsung.


Saya: Lalu bagaimana sampai akhirnya kegiatan ini bisa berkembang?


Robert Raikes: Perkembangan kegiatan ini setidaknya mulai terlihat pada tahun 1783, ketika saya mulai memuat kegiatan ini untuk saya terbitkan melalui lembaga penerbit yang saya pimpin. Melalui penerbitan berita tentang kegiatan ini, akhirnya ide mengenai kegiatan seperti ini menjadi populer. Mulai dari saat itu, terdapat orang-orang yang akhirnya menunjukkan dukungannya terhadap kegiatan ini dan bahkan mengadopsi ide kegiatan ini. John Wesley adalah salah satu orang yang akhirnya menerapkan bentuk kegiatan seperti ini dalam kelompoknya. Salah satu orang yang akhirnya ikut membantu kegiatan ini bersama saya adalah William Fox, bahkan pada tahun 1785 ia mendirikan perkumpulan untuk membantu banyak sekolah minggu yang ada di Inggris. Salah satu hal yang luar biasa juga adalah ketika Ratu Charlotte mengizinkan namanya dipakai untuk upaya pengumpulan dana yang dilakukan oleh Fox.


Saya: Sungguh perkembangan yang luar biasa ya Pak.


Robert Raikes: Betul sekali, semua karena pertolongan Allah.


Robert Raikes: Bahkan, sampai pada tahun 1787, terdapat sekitar seperempat juta anak yang menghadiri sekolah minggu di Inggris.


Saya: Wah, luar biasa sekali perkembangannya, Tuhan sungguh baik sehingga menyertai kegiatan sekolah minggu ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya apa saja tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan ini?


Robert Raikes: Kalau berbicara mengenai tantangan, seperti yang saya telah sampaikan sebelumnya bahwa menghadapi sikap dan perilaku anak yang sulit pada awalnya merupakan tantangan yang tidak mudah. Selain itu dalam perkembangan kegiatan ini, tidak terlepas dari adanya orang-orang yang tidak sependapat bahkan menentang apa yang saya lakukan, apa pun alasan yang mereka miliki.


Saya: Memang ternyata serangkaian keberhasilan yang dicapai dari kegiatan ini tidak berarti nihil permasalahan dan pergumulan ya Pak?


Robert Raikes: Betul sekali Timotius, maka sangat penting untuk tetap bersandar pada kekuatan dari Allah.


Saya: Saya setuju sekali Pak. Melihat dari kisah yang telah bapak bagikan, saya secara pribadi sangat terinspirasi. Pertanyaan terakhir saya kepada bapak, apakah harapan bapak kepada generasi penerus terkait keberlangsungan kegiatan seperti ini?


Robert Raikes: Atas pertolongan Allah, kegiatan sekolah minggu ini sudah berlangsung dan berkembang, namun mempertahankan keberlangsungan kegiatan ini tidak kalah sulitnya. Gereja harus tanggap pada dampak negatif dari perkembangan jaman, serta memikirkan tindakan yang konstruktif. Sejalan dengan itu, tetap bergantung pada kekuatan Allah, karena akan banyak alasan yang layak dijadikan sebagai pemakluman dalam melaksanakan kegiatan ini, kalau bukan karena Tuhan yang menguatkan.


Saya: Baik pak, saya mengucapkan terima kasih untuk kisah yang telah dibagikan, saya berdoa yang terbaik bagi keberlangsungan kegiatan ini, kiranya Allah selalu menyertai. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih Pak, Tuhan Yesus memberkati.

 
 
 

Comments


  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2021 by Aku.nulis. Proudly created with Wix.com

bottom of page